Muhasabah diri adalah memperhatikan dan merenungkan hal-hal baik dan buruk yang telah dilakukan. Apakah kita sebagai manusia sudah merenungkan apa yang telah kita lakukan dan apa konsekuensi dari segala kelakuan kita, dan apa balasan dari apa yang telah kita lakukan? Nah berikut ini adalah salah satu tulisan yang sangat menginspirasi tentang bagaimana muhasabah diri. Tulisan ini merupakan saduran dari Dari Al-Mishbahul Munir fi Tahdzibi Tafsir Ibnu Katsir. Selamat membaca.
Muhasabah Diri
Hari demi hari berlalu, menit demi menit, detik demi detik… Semuanya terasa berlalu begitu cepat. Begitulah kehidupan, setiap makhluk mengalami perpindahan waktu dari pagi ke petang, dan dari petang hingga pagi kembali. Namun, sudahkah kita bermuhasabah di setiap harinya? Sehingga kita mampu menghitung, melihat lembaran-lembaran harian amal yang sudah kita lalui, dan dengan amal apa dimulai dan dengan amal apa ia diakhiri.
Tanyakanlah kepada diri Anda sendiri, sepanjang matahari terbit dan tenggelam, apakah Anda telah menghisab diri di awal suatu hari? Pernahkan Anda bertanya, “Amal shalih apakah yang hendak saya perbuat? Amal apakah yang akan saya hadirkan untuk hari ini?
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, Kitab apakah Ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”. (al-Kahfi: 49)
وَوُضِعَ الْكِتَابُ
(“Dan diletakkanlah kitab,”)
Yaitu kitab catatan amal yang tercantum di dalamnya seluruh amal, baik amalan kecil maupun besar. Tidak ada sekecil apapun sebuah amal melainkan tercatat di dalamnya.
فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ
(”kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya,”)
Bahwa orang-orang yang bersalah itu merasakan ketakutan terhadap isi catatan dalam kitab mereka.
وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا
(“dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, Kitab apakah Ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya;”)
Tidak ada dosa besar kecil kecuali semua itu termaktub dengan detil dan teliti di dalam kitab catatan amal.
وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا
(“dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis)”
Tercatat dalam catatan amal itu segala kebaikan dan kejelekan. “Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang Telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.” (Al-Qiyamah: 13).
“Pada hari dinampakkan segala rahasia,” (ath-Thariq: 9).
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Setiap pengkhianat akan memiliki panji tersendiri pada hari kiamat, yang dengan panji itu dia akan dikenal.”
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
(“dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”)
Artinya bahwa Allah memutuskan perkara di antara hamba-hambaNya dan tidak mendzalimi seorangpun dalam putusanNya.
Dia memaafkan, mengampuni, merahmati, dan Dia juga memberikan siksa kepada siapa yang Dia kehendaki dengan keadilanNya.
Dia mengisi neraka dengan orang-orang kafir dan pelaku maksiat, kemudian Dia menyelamatkan (mengeluarkan) pelaku maksiat (dari neraka) dan mengekalkan orang-orang kafir di dalamnya.
Dialah Yang Maha Adil, tidak melampaui batas, dan tidak menganiaya. Dalam firmanNya yang lain “Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.” (an-Nisa’: 40). Dan juga “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan.” (al-Anbiya’: 47).
Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadits bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Allah akan mengumpulkan manusia pada hari kiamat (sedang mereka dalam keadaan) telanjang lagi tidak berkhitan, serta hanya membawa dua hal… yaitu perbuatan baik dan perbuatan buruk.”
Dan dengan keadilanNya, bahkan diriwayatkan dari ‘Utsman bin Affan: “Hewan tidak bertandukpun akan mengqishash hewan bertanduk. (yang dahulu di dunia pernah menyakiti hewan lain dengan tanduknya)”
Dalam al-An’am: 38 disebutkan “Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.”
Dari Al-Mishbahul Munir fi Tahdzibi Tafsir Ibnu Katsir
Asy-Syaikh Shofiyurrohan Al-Mubarokfuri
===
semoga kita termasuk ke dalam golongan yang mampu menerima catatan amal kita di hari akhir nanti dengan tangan kanan, aamiin…