26.1 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Buy now

spot_img

Inilah Sifat Yang Akan Menyelamatkan Kita Dari Siksa neraka

Selamat dari siksa api neraka adalah cita-cita bagi semua manusia yang mengakui akan adanya Allah SWT Sang Pencipta alam semesta ini. Walaupun sebegitu buruknya perangai orang tersebut, tapi jika Sahabat tanyakan apakah ingin masuk surga, pasti jawabannya adalah ya. Jika kita ingin terhindar dari siksa api neraka, otomatis kita menginginkan untuk masuk ke dalam surga, karena memang dalam kehidupan di akhirat, hanya ada dua tempat yang akan menjadi tempat tinggal kita kelak, yaitu surga atau neraka.

Namun, untuk masuk ke dalam surga, kita harus mempunyai bekal amal baik yang lebih banyak dibandingkan dengan amal buruk kita. Dan butuh perjuangan yang berat untuk mencapainya, serta hanya orang-orang pilihan saja yang akhirnya nanti akan masuk ke dalamnya. Seperti bisa kit abaca di dalam sirah nabawiyah, bagaimana sahabat-sahabat nabi yang berjuang dengan seluruh jiwa dan raganya, mengorbankan segala kesenangan dunia untuk meraih surga di akhirat nanti.

kejujuran akan menyelamatkan kita dari siksa neraka
kejujuran akan menyelamatkan kita dari siksa neraka

Walaupun demikian, Allah SWT Maha Pengasih dan Penyayang. Allah tidak akan memberikan ujian diluar yang manusia dapat melewatinya. Seperti juga dengan surga yang diidam-idamkan seluruh hamba-Nya, Allah ternyata memberikan sebuah sifat yang jika kita memilikinya maka Allah akan memasukkan kita ke dalamnya, insya Allah. Sifat ini adalah sifat jujur yang harus kita tanamkan dan selalu kita terapkan dalam seluruh kehidupan kita.

Sifat Jujur Akan Membawa Kita ke Surga

Sifat jujur merupakan salah satu ciri dari umat Islam, dimana Allah dan Rasulnya sangat menekankan kita untuk menanamkannya. Berikut ini adalah dalil-dalil yang menyebutkan pentingnya kejujuran dan hindarkan diri kita dari perbuatan dusta:

  1. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (Q.S. 40 : 28).
  2. Dan firman Allah : “Kemudian marilah kita bermubahalah (bersumpah) kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta” (QS. 3 : 61).
  3. Dalam hadits berikut beliau bersabda, “Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan menghantarkan kepada surga. Seseorang yang berbuat jujur oleh Allah akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya bohong itu akan menunjukkan kepada kelaliman, dan kelaliman itu akan menghantarkan ke arah neraka. Seseorang yang terus menerus berbuat bohong akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).
  4. Rasulullah pernah bersabda pula, “Pertanda orang yang munafiq ada tiga: apabila berbicara bohong, apabila berjanji mengingkari janjinya dan apabila dipercaya berbuat khianat” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).
  5. Di dalam riwayat Al Imam Muslim ada tambahan: “Dan aku (Ummu Kultsum) tidak mendengar bahwa beliau memberikan rukhsoh (keringanan) dari dusta yang dikatakan oleh manusia kecuali dalam perang, mendamaikan antara manusia, pembicaraan seorang suami pada istrinya dan pembicaraan istri pada suaminya”. (Dinukil dari Riyadhush Sholihin, Bab. Al Ishlah bainan naas). Hadits Ummu Kultsum ini diriwayatkan juga oleh At Tirmidzi (no.2063, Maktabah Asy Syamilah) dan beliau katakan, ‘Ini adalah Hadits Hasan Shohih’. Dan Abu Dawud (no.4920, Baitul Afkaar Ad Dauliyah).
  6. Dalam sebuah hadits sahih, Rasulullah bersabda yang artinya, “Berlaku jujurlah karena kejujuran bersama kebaikan dan keduanya berada di surga, dan jauhilah dusta karena bersamanya ada dosa, dan keduanya itu berada di dalam neraka,” (HR. Ahmad).
Baca Juga:  Inilah Dosa-dosa Yang Akan Terus Bertambah Meski Sudah Meninggal Dunia

Dalam dalil-dalil diatas jelas sekali bahwa Allah SWT dan Rasulullah menyuruh kita untuk berlaku jujur dan menjauhi dusta karena kedua sifat itu memang berlawanan, dimana jika kita dapat menanamkan kejujuran di setiap langkah kita, maka kita juga akan menghilangkan sifat dusta dari diri kita. Tetapi sayangnya, di masa sekarang ini sangat sulit kita menemukan orang-orang yang jujur. Itulah sebabnya, menanamkan sifat ini di dalam diri kita butuh perjuangan. Karena seringkali, orang lain dan juga kondisi lingkungan yang mempengaruhi diri kita untuk berkata bohong. Padahal, tidak ada yang lebih merusak manusia selain kebohongan.

Allâh Azza wa Jalla memberitahukan nilai kejujuran, bahwa kejujuran itu merupakan kebaikan sekaligus penyelamat. Sifat itulah yang menentukan nilai amal perbuatan, karena kejujuran merupakan ruhnya. Seandainya orang-orang itu benar-benar ikhlas dalam beriman dan berbuat taat, niscaya kejujuran adalah yang terbaik bagi mereka.

Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah (wafat th. 751 H) menerangkan sifat as-shidq (kejujuran), dengan perkataanya, “Yaitu maqam (kedudukan) kaum yang paling agung, yang darinya bersumber kedudukan-kedudukan para sâlikîn (orang-orang yang berjalan menuju kepada Allâh), sekaligus sebagai jalan terlurus, yang barang siapa tidak berjalan di atasnya, maka mereka itulah orang-orang yang akan binasa. Dengannya pula dapat dibedakan antara orang-orang munafik dengan orang-orang yang beriman, para penghuni Surga dan para penghuni Neraka. Kejujuran ibarat pedang Allâh di muka bumi, tidak ada sesuatu pun yang diletakkan di atasnya melainkan akan terpotong olehnya. Dan tidaklah kejujuran menghadapi kebathilan melainkan ia akan melawan dan mengalahkannya serta tidaklah ia menyerang lawannya melainkan ia akan menang. Barangsiapa menyuarakannya, niscaya kalimatnya akan terdengar keras mengalahkan suara musuh-musuhnya. Kejujuran merupakan ruh amal, penjernih keadaan, penghilang rasa takut dan pintu masuk bagi orang-orang yang akan menghadap Rabb Yang Mahamulia. Kejujuran merupakan pondasi bangunan agama (Islam) dan tiang penyangga keyakinan. Tingkatannya berada tepat di bawah derajat kenabian yang merupakan derajat paling tinggi di alam semesta, dari tempat tinggal para Nabi di Surga mengalir mata air dan sungai-sungai menuju ke tempat tinggal orang-orang yang benar dan jujur. Sebagaimana dari hati para Nabi ke hati-hati mereka di dunia ini terdapat penghubung dan penolong.”

Baca Juga:  Darah Istihadhah Pada Wanita, Pengertian dan Jenisnya

Kemudian beliau melanjutkan, “Allâh Azza wa Jalla telah membagi manusia ke dalam dua bagian: orang yang jujur dan munafik. Allâh Azza wa Jalla berfirman: “Agar Allâh memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan mengadzab orang munafik jika Dia kehendaki, atau menerima taubat mereka. Sungguh, Allâh Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” [Al-Ahzâb/33:24].

Iman merupakan pondasi kejujuran, dan kemunafikan merupakan pondasi kedustaan. Iman dan dusta tidak akan berkumpul, karena salah satu dari keduanya pasti memerangi yang lainnya. Allâh Azza wa Jalla telah mengabarkan bahwa tidak ada yang dapat memberi manfaat dan menyelamatkan seorang hamba dari adzab hari kiamat selain kejujurannya.

Allâh Azza wa Jalla berfirman : “Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allâh ridha kepada kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.” [Al-Mâidah/5:119].

Kebohongan Akan Menghancurkan Kita

Sifat dusta akan menghancurkan diri kita. Kebohongan yang jika kita lakukan, maka kita akan terpacu untuk melakukan kebohongan-kebohongan berikutnya. Sebab, seseorang yang pertama kali berbohong, maka akan melakukan kebohongan lain untuk menutupi kebohongannya yang pertama. Jika sudah demikian, sangat sulit bagi kita untuk mengehentikan sifat tercela itu. Dengan begitu, pupus pula harapan kita untuk masuk surga.

Jadi, jika kita tak ingin kehilangan kesempatan masuk ke tempat istimewa sepanjang masa, jangan pernah sekali-kali kita mencoba untuk berbohong. Peliharalah diri kita dan terus tanamkan kejujuran. Meski cukup sulit, tapi ingatlah keindahan yang akan kita peroleh, jika kita mau berjuang menanamkan kejujuran. Semoga kita bisa istiqomah dalam menegakkan kejujuran, amiin.

 

Maryam
Maryam
Loves drawing, reading books & riding bicycle with friends.

Artikel Terkait

Leave a Reply

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terbaru

%d